**Impian Anak-Anak Venezuela Kandas di Ambang Gerbang Amerika: Ironi di Balik Larangan Perjalanan Trump**Impian sekelompok anak muda Venezuela untuk berlaga di Senior League World Series di South Carolina hancur berkeping-keping.
Tim bisbol Little League yang penuh harapan dan bakat ini terpaksa gigit jari, tidak bisa menginjakkan kaki di tanah Amerika Serikat karena terbentur larangan perjalanan yang diberlakukan oleh mantan Presiden Donald Trump.
Sebuah ironi pahit, ketika olahraga yang seharusnya menjadi jembatan persahabatan dan persatuan, justru menjadi korban kebijakan politik yang kontroversial.
Bayangkan, anak-anak berusia 13-16 tahun, berlatih mati-matian, melewati babak kualifikasi yang mendebarkan, dan berhasil meraih tiket untuk tampil di panggung dunia.
Mereka mewakili harapan dan semangat komunitas mereka, membawa bendera Venezuela di pundak mereka.
Namun, semua itu sirna hanya karena selembar kebijakan yang melarang warga negara Venezuela memasuki AS.
Keputusan ini bukan hanya tentang bisbol.
Ini adalah tentang mimpi yang dipupuskan, kesempatan yang hilang, dan pesan yang salah dikirimkan kepada generasi muda.
Bagaimana kita bisa mengajarkan mereka tentang nilai-nilai sportivitas, kerja keras, dan persatuan, jika mereka dihadapkan pada kenyataan pahit diskriminasi dan penolakan?
Saya pribadi merasa miris melihat bagaimana kebijakan politik, yang seringkali berdalih keamanan dan kepentingan nasional, justru berdampak langsung pada kehidupan anak-anak yang tidak bersalah.
Larangan perjalanan ini, yang telah berlaku sejak tahun 2017, memang bertujuan untuk menekan rezim Nicolas Maduro, namun dampaknya justru dirasakan oleh masyarakat sipil, termasuk anak-anak yang berambisi menjadi atlet profesional.
Secara statistik, Venezuela memang mengalami krisis ekonomi dan politik yang berkepanjangan.
Namun, bisbol adalah salah satu dari sedikit hal yang masih menyatukan bangsa.
Tim-tim Little League seringkali menjadi sumber kebanggaan dan inspirasi bagi komunitas mereka.
Kegagalan tim ini untuk berpartisipasi di World Series bukan hanya kerugian bagi mereka, tetapi juga bagi seluruh rakyat Venezuela.
Lebih jauh lagi, insiden ini menimbulkan pertanyaan mendasar tentang peran olahraga dalam diplomasi dan hubungan internasional.
Apakah olahraga seharusnya dipolitisasi?
Apakah kita harus mengorbankan mimpi anak-anak demi tujuan politik yang lebih besar?
Saya percaya bahwa olahraga memiliki kekuatan untuk menjembatani perbedaan dan membangun pemahaman.
Kita seharusnya memanfaatkan kekuatan ini, bukan malah menguburnya di bawah tumpukan kebijakan politik yang kontroversial.
Mungkin, ada harapan untuk masa depan.
Mungkin, pemerintahan AS yang baru akan meninjau kembali kebijakan-kebijakan yang berdampak negatif pada warga sipil.
Mungkin, tim Little League Venezuela suatu hari nanti akan mendapatkan kesempatan untuk mewujudkan impian mereka.
Namun, luka yang ditorehkan oleh kejadian ini akan membekas lama.
Ini adalah pengingat pahit bahwa politik, bahkan yang paling baik sekalipun, terkadang bisa menjadi musuh terbesar dari mimpi seorang anak.