## Mimpi Buruk di Paris: Tiga Tanya dan Tiga Jawab dari Kekalahan Telak Real MadridParis Saint-Germain (PSG) menghadirkan mimpi buruk bagi Real Madrid dan Xabi Alonso pada laga persahabatan pramusim.
Kekalahan telak 4-0 di Parc des Princes bukan hanya sekadar hasil minor, melainkan tamparan keras yang membangkitkan pertanyaan besar menjelang musim kompetisi.
Bagi Alonso, ini adalah kekalahan perdana yang pahit dan menuntut evaluasi mendalam.
**Tanya 1: Di Mana Jantung Pertahanan Real Madrid?
**Pertahanan Real Madrid, yang selama ini dikenal solid dan terorganisir, terlihat rapuh dan mudah ditembus.
PSG leluasa mengeksploitasi celah di lini belakang, terutama di sisi sayap.
Pemain seperti Mbappe dan Neymar dengan mudah melewati bek-bek Madrid, menciptakan peluang berbahaya di depan gawang.
**Jawab:** Tanpa kehadiran bek tengah berpengalaman seperti Militao dan Alaba, lini belakang Madrid kehilangan kepemimpinan dan koordinasi.
Pemain muda kurang pengalaman terlihat kewalahan menghadapi tekanan dari lini serang PSG yang eksplosif.
Alonso perlu segera mencari formula yang tepat untuk menambal lubang di pertahanan sebelum liga dimulai.
**Tanya 2: Mengapa Lini Tengah Mati Kutu?
**Lini tengah yang biasanya menjadi motor penggerak permainan Real Madrid, kali ini terlihat mati kutu.
Modric dan Kroos, dua gelandang veteran yang menjadi andalan, tampak kesulitan mengimbangi tempo permainan PSG yang cepat dan agresif.
Kreativitas dan visi mereka seolah menghilang di bawah tekanan.
**Jawab:** Usia mulai berbicara.
Modric dan Kroos, meskipun masih memiliki kualitas individu yang tinggi, membutuhkan bantuan dari pemain yang lebih muda dan energik.
Alonso perlu merotasi pemain dengan lebih bijak dan memberikan kesempatan kepada pemain muda untuk menunjukkan kemampuan mereka.
Mungkin saatnya untuk memberikan peran yang lebih besar kepada pemain seperti Camavinga atau Tchouameni.
**Tanya 3: Apa yang Salah dengan Lini Depan?
**Lini depan Real Madrid, yang diharapkan mampu memberikan ancaman bagi pertahanan PSG, justru tampil melempem.
Vinicius Jr.
, yang biasanya lincah dan berbahaya, terlihat frustrasi dan kesulitan menembus pertahanan rapat PSG.
Benzema, sang striker andalan, seolah terisolasi dan tidak mendapatkan suplai bola yang cukup.
**Jawab:** Tanpa dukungan yang memadai dari lini tengah, lini depan Madrid kesulitan menciptakan peluang.
Alonso perlu merancang strategi yang lebih efektif untuk menghubungkan lini tengah dan depan, serta memaksimalkan potensi pemain seperti Vinicius Jr.
dan Benzema.
Mungkin perlu dicoba formasi baru atau taktik yang berbeda untuk membangkitkan lini depan yang tumpul.
Kekalahan 4-0 dari PSG adalah alarm bagi Real Madrid dan Xabi Alonso.
Ini adalah kesempatan untuk belajar dari kesalahan, melakukan evaluasi mendalam, dan mempersiapkan diri dengan lebih baik menjelang musim kompetisi.
Meskipun hanya pertandingan persahabatan, kekalahan ini memberikan gambaran yang jelas tentang area-area yang perlu diperbaiki.
Alonso memiliki tugas berat di pundaknya, tetapi dengan kerja keras dan strategi yang tepat, ia memiliki potensi untuk membawa Real Madrid kembali ke puncak kejayaan.
Namun, ia harus bertindak cepat, karena waktu terus berjalan.