## Jonas Juga Bisa Percaya Diri: Pogaar Menikmati, Tapi Tidak Lengah Menjelang Pekan Ketiga Tour de FranceTadej Pogaar, sang juara bertahan, memang terlihat menikmati perjalanannya di Tour de France tahun ini.
Senyum lebar dan gestur santai kerap menghiasi wajahnya di garis finis setiap etape.
Namun, jangan salah, di balik keramahan itu, tersembunyi kalkulasi dingin dan fokus tajam seorang juara.
Meskipun menyebut rute tahun ini “dirancang untuk membuat saya sedikit takut,” Pogaar, dengan segala keunggulannya, tetap menjadi momok bagi para pesaingnya.
Pernyataan Pogaar tentang rute yang “menakutkan” bisa jadi merupakan bagian dari strategi psikologisnya.
Mungkin ia ingin meredam ekspektasi publik atau sekadar melontarkan candaan ringan.
Namun, di balik seloroh itu, tersirat pengakuan bahwa etape-etape krusial di pekan ketiga, terutama pendakian ikonik Mont Ventoux dan tanjakan brutal Col de la Loze, akan menjadi medan pertempuran sesungguhnya.
Faktanya, Pogaar telah menunjukkan performa yang dominan di pegunungan.
Ia mampu merespons setiap serangan dengan tenang dan melancarkan serangan balasan yang mematikan.
Namun, ia juga harus mewaspadai Jonas Vingegaard, rival terdekatnya yang terus membayangi.
Vingegaard, dengan dukungan tim Jumbo-Visma yang solid, terbukti mampu memberikan perlawanan sengit.
Analisis menunjukkan bahwa kekuatan Pogaar terletak pada kemampuannya untuk membaca balapan dengan cermat dan menyesuaikan strategi secara fleksibel.
Ia tidak terpaku pada satu taktik dan mampu beradaptasi dengan perubahan kondisi di lintasan.
Selain itu, ia memiliki *sprint* yang kuat dan mampu mencuri detik-detik berharga di garis finis.
Namun, Vingegaard juga memiliki keunggulan tersendiri.
Ia dikenal sebagai pendaki yang konsisten dan mampu mempertahankan ritme tinggi dalam jangka waktu yang lama.
Dukungan tim yang kuat juga menjadi aset berharga baginya.
Oleh karena itu, pertarungan antara Pogaar dan Vingegaard di pekan ketiga diprediksi akan berlangsung sangat sengit dan menegangkan.
Sudut pandang pribadi saya adalah, meskipun Pogaar terlihat dominan, Vingegaard memiliki peluang untuk memberikan kejutan.
Kunci bagi Vingegaard adalah memanfaatkan kelemahan Pogaar, jika ada, dan mengandalkan strategi tim yang matang.
Ia juga harus berani mengambil risiko dan menyerang Pogaar di saat yang tepat.
Namun, kita tidak bisa melupakan pembalap-pembalap lain yang berpotensi menjadi *underdog*.
Richard Carapaz, Ben O’Connor, dan Rigoberto Uran adalah beberapa nama yang patut diperhitungkan.
Mereka memiliki kemampuan untuk mencuri kemenangan etape atau bahkan mengganggu perebutan *general classification*.
Pada akhirnya, Tour de France adalah balapan yang penuh dengan kejutan.
Nasib seorang pembalap bisa berubah dalam sekejap.
Oleh karena itu, Pogaar tidak boleh lengah dan harus tetap waspada terhadap semua pesaingnya.
Sementara itu, Vingegaard, dengan semangat pantang menyerah, juga bisa memanfaatkan kepercayaan diri Jonas untuk memenangkan Tour de France.
Pekan ketiga akan menjadi penentu, dan kita semua akan menyaksikan drama yang menegangkan di pegunungan Prancis.