**Mimpi Shane Lowry di British Open Hancur Berantakan: Penalti Kontroversial dan Kesedihan Mendalam**Royal Liverpool, Inggris – Angin kencang dan hujan deras bukan satu-satunya musuh Shane Lowry di British Open tahun ini.
Sebuah penalti kontroversial, yang menurutnya “sulit diterima,” telah secara efektif mengakhiri harapannya untuk meraih gelar kedua Claret Jug.
Lowry, juara 2019 di Royal Portrush, tiba di Royal Liverpool dengan harapan tinggi.
Penampilan solidnya di turnamen-turnamen sebelumnya menunjukkan bahwa ia memiliki potensi untuk bersaing di puncak.
Namun, permainan golf yang tak kenal ampun dan keputusan yang meragukan telah merusak minggu yang seharusnya menjadi perayaan bagi pegolf asal Irlandia tersebut.
Insiden terjadi di putaran kedua, di lubang par-4 ke-3.
Bola Lowry berakhir di semak belukar yang lebat.
Setelah melakukan beberapa ayunan percobaan, ia diputuskan melakukan pelanggaran karena memindahkan dedaunan dan memperbaiki garis ayunannya.
Penalti dua pukulan yang diberikan membuat Lowry terpukul, dan momentumnya hilang seketika.
“Sulit diterima,” kata Lowry dengan nada kecewa setelah putaran tersebut.
“Saya merasa saya tidak melakukan apa pun dengan sengaja untuk memperbaiki posisi bola saya.
Itu hanya reaksi alami.
“Keputusan ini memicu perdebatan sengit di kalangan penggemar dan pakar golf.
Beberapa berpendapat bahwa wasit bertindak sesuai aturan, sementara yang lain merasa bahwa penalti tersebut terlalu keras, mengingat keadaan yang tidak menguntungkan.
Terlepas dari kontroversi tersebut, Lowry menunjukkan ketabahan dan profesionalisme yang patut diacungi jempol.
Ia terus berjuang, tetapi kerusakan telah terjadi.
Putaran 75 di hari Sabtu semakin menjauhkannya dari perburuan gelar.
Namun, perjuangan Lowry di British Open ini lebih dari sekadar penalti yang kontroversial.
Ia kesulitan menemukan konsistensi sepanjang minggu, dengan pukulan-pukulan yang tidak akurat dan kesulitan di green.
Statistik menunjukkan bahwa ia kehilangan pukulan signifikan di green, yang menunjukkan masalah dalam membaca garis dan mengendalikan kecepatan.
Secara pribadi, saya merasa sedih melihat mimpi Lowry hancur berantakan.
Ia adalah pegolf yang berbakat dan pekerja keras, dan ia pantas mendapatkan yang lebih baik.
Saya berharap ia dapat belajar dari pengalaman ini dan kembali lebih kuat di turnamen-turnamen mendatang.
Meskipun British Open tahun ini tidak berjalan sesuai rencana, Shane Lowry tetaplah seorang juara.
Ia telah menunjukkan kepada kita semua bahwa bahkan dalam menghadapi kesulitan, kita harus tetap tegar dan berjuang hingga akhir.
Semoga ia segera menemukan kembali performa terbaiknya dan kembali bersaing di puncak dunia golf.
